Sinergi Program “BPOM Goes to Community” dengan “Kampung ASK ME Dagusibu”
JAKARTA, Dalam rangka membangun komitmen bersama, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) mendukung program BPOM Goes to Community yang bersinergi dengan program Kampung ASK ME Dagusibu. Melalui kegiatan Forum Discussion Group (FGD), Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik (PMPU OTSKK) BPOM mengundang Pengurus Pusat IAI, Pengurus Daerah IAI DKI Jakarta, dan Pengurus Cabang IAI yang tersebar di wilayah DKI Jakarta pada 25 Juni yang lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur PMPU OTSKK apt. Nurvika Widyaningrum, S.Si., M.Epid. menyampaikan, BPOM Goes to Community merupakan kegiatan pemberdayaan yang melibatkan lintas sektor dan komunitas masyarakat, salah satunya adalah organisasi profesi IAI. Program ini bertujuan untuk membentuk Penyuluh/Kader Obat, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik sehingga mampu menjadi juru bicara BPOM dalam Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai keamanan dan manfaat Obat, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik di masyarakat.
Tujuan utama BPOM Goes to Community adalah meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan perubahan perilaku dalam memilih dan menggunakan obat, suplemen kesehatan, dan kosmetik yang aman. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan literasi masyarakat dalam menghadapi era digital yang rawan terhadap hoaks yang berbahaya bagi kesehatan.
Menurut Nurvika Widyaningrum, pemilihan IAI sebagai mitra organisasi ini didasarkan pada reputasinya yang baik dan memiliki penyuluh/kader dengan rekam jejak yang baik serta komitmen dalam pelaksanaan KIE. “IAI juga memiliki program sejenis, yaitu Kampung ASK ME Dagusibu, yang dapat diselaraskan dengan program BPOM,” ungkapnya.
Sementara itu, Wiwi Hastuti, Ketua Tim Pemberdayaan OTSKK menyebutkan, hingga kini program BPOM Goes to Community telah memiliki 77 orang penyuluh dan 416 orang kader menjadi juru bicara BPOM kepada masyarakat terkait Obat Bahan Alam, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik yang aman. Penyuluh bertindak sebagai koordinator di satu wilayah yang mengkoordinir para kader di wilayahnya.
Pada kesempatan tersebut hadir dari PP IAI, Ketua Umum apt. Noffendri Rostam, S.Si. didampingi Wakil Ketua VII Bidang Kerjasama apt. Dra. R. Dettie Yuliarti, M.Si. serta Wakil Sekretaris Jenderal IX Bidang Humas dan Pengabdian Masyarakat, apt. Dra. Tresnawati. Noffendri mengungkapkan program pemberdayaan masyarakat yang telah mulai digaungkan sejak tahun 2015 lalu melalui Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) dengan tagline Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang obat secara baik dan benar).
Implementasinya kemudian dibentuk Kampung ASK ME Dagusibu (Apoteker Sahabat Keluarga Meyalani Edukasi Dapatkan Gunakan Simpan Buang) pada tahun 2023, bertepatan dengan HUT IAI ke-68. Hingga tahun 2024, sudah ada sekitar 65 kampung binaan yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut 30 kampung berada di pulau Jawa, 18 kampung di pulau Sumatera, 6 kampung di pulau Sulawesi, 7 kampung di pulau Kalimantan dan masing-masing 1 kampung di Papua, Bali, NTT dan NTB. Kegiatan ini melibatkan 650 orang apoteker sebagai pengelola kegiatan dan 5.210 masyarakat.
Dengan adanya kesamaan visi untuk menciptakan dampak besar dalam penggunaan obat di Indonesia, BPOM bersama IAI akan membentuk penyuluh sebanyak satu orang dan kader sebanyak dua orang dari perwakilan kampung binaan IAI yang telah terbentuk. Sebagai tahap awal, dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IAI 2024 yang diadakan di Mataram pada bulan Agustus mendatang, akan dilakukan Bimbingan Teknis Pembentukan Penyuluh dan Kader perwakilan IAI yang akan melakukan KIE kepada masyarakat.
Dengan adanya program ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat, suplemen makanan, dan kosmetik yang aman dan efektif.***